Friday, March 21, 2014

Kocam = Hocam, Suamiku = Guruku



Sejak dari sebelum menikah hingga sekarang, suami selalu memberikan pelajaran yang sangat berharga tentang segala hal, terutama tentang iman, bagaimana menjadi Muslim yang beriman dan juga mengajarkan saya bahasa Turki bagaimana menerapkan bahasa Turki dalam kehidupan seorang Muslim. 
Mengapa??? Karena dari bahasanya seseorang bisa dikenali apakah dia seorang Muslim yang baik atau tidak. Dari bahasa pula, seseorang bisa dilihat apakah dia berilmu atau tidak?
Firman Allah:Bilenler bilmeyenlerle bir olur mu? 
Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? 
( QS. Az-Zumar : 9 )
Dalam hal mempelajari bahasa Turki, suami saya awalnya membelikan saya buku belajar bahasa Turki dengan bahasa pengantar bahasa Inggris. Awalnya terasa kaku, berhubung bahasa Inggris saya tidak begitu sempurna, justru cara mengajar suami saya lah yang dapat menempel dalam fikiran saya. Buku tersebut sekarang saya jadikan patokan mengajar saya, secara praktek saya langsung bicara dengan suami dan langsung bertanya kepada suami jika ada hal yang dirasa perlu penjelasan.

Sejak saya hanya bisa mengenal satu dua kata saja, hingga sekarang, selama 24 jam suami terus mengajari saya. Ketika dia pergi ke kantor pun selalu mengirimkan sms atau menelepon menggunakan bahasa Turki, jika ada tulisan pada sms atau pengucapan saya yang salah, maka suami langsung membenarkannya.


Mengapa 24 jam??? Karena dalam dunia nyata, dalam pikiran saya dan dalam mimpi saya, suami saya bicara terus bahasa Turki hingga saya pun otomatis harus menjawab dengan bahasa Turki pula.... Ooohhh sampe segitunya yaa... untungnya bukan mimpi buruk yaa... hihihi

Bahasa ibu saya adalah bahasa Indonesia, dan bahasa ibu suami saya adalah bahasa Turki, maka suami berpendapat bahwa untuk apa kita memutar otak kita berdua untuk berbicara bahasa Inggris? Toh kita sekarang tidak tinggal di Inggris.... betul juga yaa... akhirnya diputuskanlah bahwa saya harus bisa berbahasa Turki dengan baik dan benar, sesuai dengan ejaan yang disempurnakan... cieee... tapi bahasa yang digunakan di masyarakat juga perlu saya ketahui, untuk menambah pengetahuan saya.

Dengan telatennya suami mengajarkan saya, ibarat seorang bayi yang baru belajar bicara. Dia mengajarkan saya kata-kata benda, kata-kata kerja dasar dan lalu penerapannya bagaimana, membuat kalimat yang benar bagaimana, sampai sejarah bahasanya pun dia ajarkan kepada saya.... awalnya sih terasa pusing, semua numpuk di kepala, kadang saya kesel dengan cara mengajar suami yang terlalu disiplin, tapi sekarang saya merasakan manfaat yang luar biasa dari hasil ke disiplinan suami terhadap saya.

Disiplin dalam belajar bahasa apa perlu ??? Tentu saja. Sama saja dengan hal lainnya, jika kita ada keinginan harus juga ada pengorbanan. Misalnya 1 hari 10 kata benda/kata kerja harus dihafal, dan diulang terus. Maka kalian akan kaget dengan hasilnya, tidak terduga berapa kata yang dapat kamu hafalkan... Subhaan Allah

Ankara, 21 Maret 2014



No comments:

Post a Comment