Turki, 13 Maret 2014.
Suami pulang kerja gak bawa mesin jahit, saya tanya, kenapa? katanya cepet habis barangnya.... yaaa... bagaimana ini ??? Setelah saya kasih kopi ke suami (kopi adalah acara penyambutan saya kepada suami setiap kali dia pulang kerja), setelah beberapa saat suami meneguk kopi dan menghabiskannya, saya ajak suami untuk mencari di A 101 Market cabang lainnya, lumayan banyak market tersebut, dan suamipun setuju.
Dengan semangat membara saya dan suami berjalan kaki, walaupun banyak tanjakan tapi demi mengejar mesin jahit saya rela berkeringat, apalagi jalan kakinya bersama suami tercinta. (Kalau teringat jaman waktu kecil, mungkin saya jalannya akan sambil berlari, loncat dan nyanyi, tapi lupakan, karena saya sekarang sudah tidak muda lagi hehe)
Akhirnya tibalah kami di A 101 Market yang kami tuju, ternyata disana juga stock nya sudah habis, lalu kami menanyakan kira2 di cabang mana kami bisa membeli, staf A 101 Market menelepon cabang yang lain dan akhirnya ada cabang yang masih tersisa 1 stock mesin jahit, dan minta untuk disimpankan. Kami pun menuju ke cabang yang dimaksud.
Sambil menikmati suasana Turki sore itu, dengan hawa lumayan dingin, sampai mulut saya tutup dengan pashmina, hingga hanya mata saya saja yang terlihat, kami berjalan menuju cabang market yang dituju. Kata suami, jalannya pelan2 aja, gak usah takut kehabisan kan sudah disimpankan oleh mereka. Oh iya yaa... akhirnya sampailah kami di tempat tujuan.
Dan mesin jahit itu pun berpindah pemiliknya, kini berada dirumah kami, menghiasi rumah dan akan menjadi teman saya ketika ada pardesu atau celana suami yang kepanjangan, hehe
Alhamdulillah... Akhirnya punya mesin jahit Singer.
Suami pulang kerja gak bawa mesin jahit, saya tanya, kenapa? katanya cepet habis barangnya.... yaaa... bagaimana ini ??? Setelah saya kasih kopi ke suami (kopi adalah acara penyambutan saya kepada suami setiap kali dia pulang kerja), setelah beberapa saat suami meneguk kopi dan menghabiskannya, saya ajak suami untuk mencari di A 101 Market cabang lainnya, lumayan banyak market tersebut, dan suamipun setuju.
Dengan semangat membara saya dan suami berjalan kaki, walaupun banyak tanjakan tapi demi mengejar mesin jahit saya rela berkeringat, apalagi jalan kakinya bersama suami tercinta. (Kalau teringat jaman waktu kecil, mungkin saya jalannya akan sambil berlari, loncat dan nyanyi, tapi lupakan, karena saya sekarang sudah tidak muda lagi hehe)
Akhirnya tibalah kami di A 101 Market yang kami tuju, ternyata disana juga stock nya sudah habis, lalu kami menanyakan kira2 di cabang mana kami bisa membeli, staf A 101 Market menelepon cabang yang lain dan akhirnya ada cabang yang masih tersisa 1 stock mesin jahit, dan minta untuk disimpankan. Kami pun menuju ke cabang yang dimaksud.
Sambil menikmati suasana Turki sore itu, dengan hawa lumayan dingin, sampai mulut saya tutup dengan pashmina, hingga hanya mata saya saja yang terlihat, kami berjalan menuju cabang market yang dituju. Kata suami, jalannya pelan2 aja, gak usah takut kehabisan kan sudah disimpankan oleh mereka. Oh iya yaa... akhirnya sampailah kami di tempat tujuan.
Dan mesin jahit itu pun berpindah pemiliknya, kini berada dirumah kami, menghiasi rumah dan akan menjadi teman saya ketika ada pardesu atau celana suami yang kepanjangan, hehe
Alhamdulillah... Akhirnya punya mesin jahit Singer.
No comments:
Post a Comment