Pengalaman Pertama
(Suami di bandara SOETTA)
Kemarin malam suamiku setelah aku siapkan teh dan kopinya, tiba2 dia datang dan langsung meluk2 aku, lalu bilang “Ben seni çok seviyorum” (aku sangat mencintai kamu), otomatis aku juga jawab : “Ben de seni çok seviyorum” (aku juga sangat mencintai kamu)… “Sen bana Allahın hediyesisin” (kamu buatku adalah hadiah dr Allah), aku juga jwb: “Sen de bana Allahın hediyesisin, lutfusun, mutluluğumsun” (kamu juga buatku adalah hadiah dr Allah, bukti kasih Allah dan kebahagiaanku).
Setiap hari tak bosan2nya kami selalu mengucapkan kata2 yang membuat kami sangat mensyukuri kehidupan yang kami miliki sekarang ini… tapi kemaren seperti lebih dari biasanya, maka dari itu sambil senyum2 aku tanya sama suamiku: ne oldu? (apa yang terjadi?)… suamiku langsung cerita katanya dia inget ketika pertama kali menginjakkan kakinya di bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.
Turun dari pesawat, ketika itu malam telah tiba, langitpun gelap tapi di jam tangan suamiku masih jam 6 malam (dia lupa menstel jamnya, ketika itu beda waktu antara Indonesia-Turki ada 4 jam, jadi waktu di Indonesia sudah jam 10 malam). Suamiku tenang2 saja menikmati pemandangan yang baru pertama kali dia temui, takjub dia, katanya: wah semuanya orang Indonesia (tentu aja kan mmg di Indonesia hehe)… biliyormusun, TV’de ki asya film var ya, Çin film falan, o zaman ben sanki o filme girdim (tahu gak kamu, di TV kan suka ada film asia ya, film Cina dll, saat itu aku ngerasa seperti aku masuk kedalam film itu)… aku senyum mendengarnya, perasaan sama ketika pertama kali menginjakkan kaki di bandara Turki, wow bule semuaaa… sambil bayangin masuk film juga, artis dong kita hahaha
Saya sebelumnya sudah bilang pada suami (saat itu masih calon suami) bahwa saya tidak akan menjemput dia di Bandara, saya bilang jika kamu memang jodoh saya, maka Allah akan memudahkan kamu untuk menemukan saya, sama halnya seperti Nabi Adam yang dipertemukan dengan Hawa, jarak jauh tapi Allah menuntun manusia untuk menemukan jodohnya.
Saya bilang saya tidak akan menjemput dia, tapi justru dia yang harus menemukan alamat saya (ini merupakan ujian saya untuk dia). Dan dia pun berkata: dimanapun rumah kamu, dengan izin Allah, saya akan menemukannya Inshallah (tentu saja saya bekali dia alamat lengkap hehe)
Kesan suami pertama turun di bandara, takjub! Kesan kedua, semuanya terlihat tenang, tidak ada tergesa-gesa, semua orang sabar. Kesan ketiga, orang Indonesia terlihat bersahabat, mayoritas muslim, semuanya bersaudara. Begitu kata suami, beda ketika masuk ke negara Amerika atau Eropa.
Melewati petugas imigrasi tanpa ada halangan, suami tidak diminta untuk membayar biaya apapun, dia masuk Indonesia bebas visa, dan tanpa kena palak dari oknum2 yang tidak bertanggung jawab (saya dengar beberapa teman bahwa suaminya kena palak antara 200-500 Dollar).
Setelah menukar Dolar ke Rupiah di Money Changer yang ada di dalam bandara, matanya tertuju pada tulisan : "Selamat Datang"! Suami sedikit mengira2, “selamat” kira-kira artinya salam/salamet berasal dari bahasa Arab…lalu “datang” apa artinya ya??... lalu matanya tertuju pada kalimat sebelahnya : Welcome!... oooohhh ternyata "Selamat Datang" berarti “Welcome”, berarti dalam bahasa Turki : “Hoş geldiniz!”... suami berkata dalam hatinya: anladım! (saya ngerti sekarang).
İtulah kata pertama bahasa Indonesia yang diketahui oleh suamiku, yaitu “Selamat Datang”… kata selanjutnya adalah “IYA” (evet, tamam) lalu yang paling sering diucapkan adalah: “Aku cinta kamu” (Seni seviyorum)… “Cintaku” (Aşkım)…. Alhamdulillah sekarang tambah banyak lagi kosakata bahasa Indonesia-nya.
Kemarin malah dia bilang gini: Cintakuuuu… aku jawab: efendim, senin Endonezya dili çok güzel (iya, bahasa Indonesia kamu bagus sekali)… dia bilang lagi : sen zaten benim cintakumsun (kamu memang cintaku)… aku senyum dan lalu mikir, dia pake bahasa campuran Turki Indonesia… akhirnya setelah tersadar aku ketawa ngakak…HAHAHA ada ada aja nih siakang.
Lanjut ke cerita awal, ketika menuju pintu keluar bandara, tiba-tiba ada anak kecil menghampiri suamiku: Mister mister… telefon telefon? sambil menawarkan simcard Telkomsel. Suamiku jawab: Can I use it now ? anak kecil itu jawab: Yes yes… Trus akhirnya simcard tersebut langsung dipasangkan di HP nya lalu dicoba untuk menelepon nomer saya, dan akhirnya nyambung, dia tanya ke anak kecil, how much?.. dijawab: 10 Dolar mister… (duh ile nih anak, dah pinter jualan, padahal tuh simcard kyknya dah mau habis masa berlaku makanya bs lgs dipake gk usah register2 segala, kita mah bisa beli hanya dengan harga Rp. 5000 doang)
Malam itu telepon saya berdering, saya angkat: Assalamu’alaikum (dengan nada heran dlm hatiku bertanya ini nomer siapa?) Lalu diseberang sana suami jawab: Wa’alaikumsalam, I am in Jakarta now.
Subhaan ALLAH, denger suaranya saya seneng banget (arjunaku telah tiba hehe), lalu saya guide dia melalu telepon untuk menggunakan bus travel dr Jakarta menuju Bandung, di bandara banyak travel car/travel bus yang langsung menuju Bandung. Saya bilang sama dia, berhubung sudah malam, saya beserta anak2 akan menunggu dia di point travel yang terdekat dengan rumah saya, dia jawab OK.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya dia telepon lagi saya, dia bilang dia sudah sampai di terminal bus Bandung. Loh kok aku gak lihat dia, “Where are you now?... lalu dia kasihkan HP nya kepada supir busnya, saya tanya: İni dimana Mas? İni di BSM mbk… Mashallah, ternyata salah naik travel, saya bilang Cipaganti Travel, dia naik Bus Primajasa, weleh2 ternyata di Cipaganti Travel sudah tidak ada lagi bus, cuma ada mobil doang hihihi… Salah menunggu, salah naik bus, salah terminal… lalu saya bilang: You wait there OK, I will go to your place now by car, wait me OK !.. dia jawab : OK OK !
Akhirnya ketemu juga di terminal yang dimaksud, Alhamdulillah senang rasanya bertemu calon suami, lalu langsung saya drop dia di hotel yang sudah saya booking untuk dia, sebelum resmi sah sebagai suami, gak boleh nginep dirumah saya, belum punya surat izin nya hehe.
Esok harinya langsung ketemu dengan keluarga, menceritakan maksud kedatangan dia (melamar, red), dan lalu kami (saya, dia, anak2 saya ditemani adik saya dan anak2nya) bolak balik ke Kedutaan Turki untuk mengurus keperluan pernikahan, walaupun kena macetnya Jakarta kami nikmati dengan senyum. Temen FB ku Dyan, ikut bantu guide juga lewat telepon, Kedutaan Turki, akhirnya tempatmu kutemukan jua.
Datang ke Kedutaan Turki walau telat waktu sekitar jam 4-5 sore, tapi Alhamdulillah pintu dibuka, dan kami dipersilahkan masuk. Surat2 Pengantar dari Kedutaan Turki beres semua, Alhamdulillah… semua surat2 lengkap, diserahkan ke KUA, tinggal tunggu hari-H nya.
Sehari sebelum Hari-H, suami minta diantar ke Pribadi School yang ada di Bandung (Pribadi Bilingual Boarding School, Indonesia-Turki, situsnya: www.mypribadi.com) lalu kami kesana dan bertemu dengan Managernya, suami meminta beliau sebagai saksi pada pernikahan kami.
Hari H telah tiba, penghulu hadir, saksi pun siap, semua keluarga, tetangga dan teman2 dekat telah hadir. İjab Qabul menggunakan bahasa Arab, ketika suami mengucapkan Qobiltu yang ke-3 kalinya akhirnya sang penghulu menyatakan kami sah sebagai suami istri, Alhamdulillah Barakallah, semua langsung berdoa untuk kami.
Setelah mendapatkan buku nikah, kami juga diminta untuk kembali ke Kedutaan Turki, melaporkan pernikahan kami, dengan waktu Hanya 45 menit saja, pihak Kedutaan Turki langsung memberikan surat pernyataan yang harus kami serahkan kepada Nufus Müdürlüğü di Turki, selain dicatat di arsip Pemerintahan Turki, artinya pernikahan kami juga diakui oleh negara Turki, juga untuk mengurus keperluan izin tinggal di Turki.
Alhamdulillah semuanya lancar sampai sekarang saya tinggal di Turki, semuanya berjalan dengan lancar karena Allah yang telah memberikan semua kemudahan kepada kami.
Alhamdulillah ya ALLAH… Allaha sönsuz şükürler olsun.
No comments:
Post a Comment